Dalam dunia profesional saat ini, personal branding bukan lagi pilihan melainkan kebutuhan. Baik kamu fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan, freelancer yang ingin mendapatkan klien, maupun entrepreneur yang ingin membangun kredibilitas bisnis, personal branding membantu kamu dikenali sebagai orang yang tepat di bidang yang tepat.

Namun banyak orang melakukan personal branding tanpa strategi, hanya sekadar ikut tren. Akibatnya bukan hanya tidak efektif, tetapi justru menghambat perkembangan karier dan bisnis.

Berikut 5 kesalahan personal branding yang paling sering dilakukan dan bagaimana cara menghindarinya.

1. Tidak Memiliki Positioning yang Jelas

Kesalahan terbesar dalam personal branding adalah tidak memiliki kejelasan tentang ingin dikenal sebagai siapa. Banyak orang membuat konten tentang berbagai topik sekaligus—hari ini membahas mental health, besok skincare, lusa karier, minggu depan kuliner. Akibatnya, audiens bingung karena tidak memahami kompetensi utama yang ingin ditonjolkan.

Personal branding yang kuat membutuhkan fokus dan konsistensi. Solusinya adalah menentukan positioning yang spesifik. Mulailah dengan menjawab tiga pertanyaan penting: Topik apa yang paling kamu kuasai? Masalah apa yang ingin kamu bantu selesaikan? Kamu ingin dikenal sebagai apa?

Dengan mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, kamu bisa menyusun kalimat positioning yang jelas, misalnya: “Saya membantu mahasiswa fresh graduate membangun personal branding di LinkedIn agar lebih dilirik HR.” Positioning yang jelas membuat personal branding kamu jauh lebih kuat, karena audiens memahami alasan mengapa mereka perlu mengikuti dan mempercayai kamu sebagai sumber referensi.

2. Fokus pada Value , Bukan Tampilan

Banyak orang masih salah kaprah mengira bahwa personal branding hanya soal mempercantik feed Instagram atau membuat tampilan visual yang estetik. Padahal, visual hanyalah kulit luar dari personal branding. Hal yang membuat audiens ingin terus mengikuti bukanlah estetika, melainkan value yang kamu berikan.

Agar personal branding lebih kuat dan relevan, pastikan setiap konten yang kamu bagikan mengandung value. Sebelum mengunggah sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah konten ini membantu, menginspirasi, atau memberikan insight baru?” Ketika kontenmu berhasil memberi dampak dan menjadi solusi untuk masalah orang lain, di situlah personal branding terbentuk.

sumber: Pexels

Baca Juga Kenapa Gaya Berpakaian Profesional di Kantor itu Penting?

3. Ingin Sempurna, Akhirnya Tidak Mulai

Banyak orang ingin membangun personal branding, tetapi terjebak dalam overthinking. Pikiran-pikiran seperti “Kontennya sudah cukup bagus belum?”, “Takut dikritik orang”, sampai “Takut salah” akhirnya membuat mereka tidak pernah mulai.

Perfeksionisme adalah musuh terbesar dalam personal branding. Sementara kamu sibuk memikirkan apakah kontenmu sudah sempurna, orang lain yang kualitasnya biasa saja sudah berani posting, mulai networking, dan pitching diri ke klien sampai akhirnya mereka yang dipilih.

Padahal, personal branding bukan tentang siapa yang paling sempurna, melainkan siapa yang paling konsisten muncul dan memberikan nilai. Solusinya adalah mulailah dengan apa yang ada. Ingat, konsistensi lebih penting daripada kesempurnaan. Semakin sering membuat konten, maka semakin cepat kamu belajar, berkembang, dan diingat sebagai seseorang yang punya value.

4. Tidak Konsisten dalam Produksi Konten

Membangun personal branding itu seperti menanam pohon, yang membutuhkan proses, waktu, dan perawatan yang konsisten. Banyak orang yang bersemangat di awal untuk posting setiap hari, membuat banyak konten, bahkan menyiapkan konsep besar tetapi seminggu kemudian hilang dan hanya posting sebulan sekali. Ini adalah kesalahan umum yang menyebabkan personal branding tidak berkembang.

Platform seperti Instagram, TikTok, dan LinkedIn menyukai akun yang aktif dan konsisten. Jika kamu sering tidak posting , audiens akan lupa dan algoritma pun tidak lagi memprioritaskan konten kamu . Salah satu sistem yang efektif untuk menghindari inkonsistensi adalah membuat jadwal konten mingguan, misalnya: Senin untuk konten edukasi, Rabu untuk storytelling atau pengalaman pribadi, dan Jumat untuk call-to-action seperti ajakan kolaborasi atau mengundang audiens menghubungi kamu. Dengan begitu, kamu tidak akan kebingungan menentukan apa yang harus di-posting setiap minggu sehingga personal branding bisa berkembang secara terencana dan konsisten.

Baca Juga Personal Branding untuk Fresh Graduate: Cara Menonjol di Tengah Persaingan Kerja

sumber: Pexels

5. Tidak Networking dan Hanya Fokus pada Konten

Personal branding bukan hanya soal rutin memposting konten, melainkan tentang membangun koneksi dengan orang lain. Banyak creator fokus membuat konten setiap hari, namun mengabaikan interaksi. Mereka tidak pernah membalas komentar, tidak pernah memulai percakapan di DM, dan jarang berinteraksi dengan akun lain.

Akhirnya, personal branding mereka berjalan satu arah yang hanya menunggu orang datang tanpa berusaha membangun hubungan. Padahal, brand yang kuat justru terbentuk dari interaksi yang hangat dan konsisten. Pastikan kamu membalas setiap komentar dengan tulus, engage dengan akun lain yang berada dalam niche yang sama, dan berani reach out untuk peluang kolaborasi atau kerja sama. Ingat, konten hanya membangun awareness, tetapi networking-lah yang membuka peluang.

Membangun personal branding adalah perjalanan jangka panjang yang membutuhkan fokus, konsistensi, dan keberanian untuk tampil apa adanya. Dengan menghindari lima kesalahan di atas, kamu dapat memperkuat citra profesional serta membuka lebih banyak peluang karier maupun bisnis. Ingat, personal branding bukan tentang menjadi sempurna, tetapi menjadi relevan dan memberikan nilai bagi orang lain secara konsisten. Mulailah dari sekarang, perbaiki sambil berjalan, dan bangun reputasi yang membuat kamu dikenal sebagai ahli di bidangmu .

Temukan berbagai edukasi inspiratif dari WEWAW, komunitas pemberdayaan perempuan untuk berkembang dalam karier dan bisnis.

Ikuti ragam kegiatan kami melalui:

Instagram: @wewaw.id

LinkedIn: WEWAW Indonesia

TikTok: @wewaw.id

Website: wewaw.org

Jadi Kontributor

Bagikan Cerita dan Wawasan di Artikel WAW

Punya pengalaman atau insight menarik? Kirimkan artikelmu dan jadilah bagian dari komunitas inspiratif WEWAW.

Jadi Kontributor

Bagikan Cerita dan Wawasan di Artikel WAW

Punya pengalaman atau insight menarik? Kirimkan artikelmu dan jadilah bagian dari komunitas inspiratif WEWAW.