KARIER
Dilema Antara Skill, Passion, dan Cuan: Mana yang Perlu Diprioritaskan?
Di era yang serba cepat ini, banyak orang terjebak dalam dilema antara memilih pekerjaan berdasarkan kemampuan (skill), mengikuti hasrat hati (passion), atau mengejar imbalan finansial (cuan). Ketiganya seperti sisi dari segitiga kehidupan profesional yang saling tarik-menarik dan seringkali membuat kita bingung harus melangkah ke arah mana. Apakah kamu pernah mengalaminya, WAWgirls?
Untuk menjawab dilema antara skill, passion, dan cuan ini, WEWAW menghadirkan dua kakak narasumber yang akan berbagi insight dan pengalaman mereka. Pertama, Diana Rikasari, seorang womanpreneur dan pelopor fashion blogging di Indonesia. Diana tak lain adalah pemilik IWEARUP, sebuah merek fashion yang berfokus pada sustainable fashion. Di samping itu ia juga menulis #88LOVELIVE.
Narasumber kedua adalah Jessica Carla, Founder dari WEWAW, independent marketing consultant, dan educator-preneur. Ia telah berpengalaman di dunia periklanan dan start-up, dan telah menangani lebih dari 1.000 kampanye merek dari skala lokal sampai internasional. Selain itu, Carla merupakan dosen di Universitas Indonesia, LSPR, dan U-Bakrie.
Yuk, simak artikel ini sampai habis, WAWgirls!
Pentingkah Bekerja Berdasarkan Skill?

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Mungkin ada sebagian dari kamu yang punya keahlian tertentu, tetapi merasa kurang senang menjalaninya. Misalnya karena kamu terpaksa melakukannya, dorongan dari orang tua untuk menekuninya, atau karena ada tuntutan ekonomi.
Namun, jangan langsung memutuskan untuk tidak mau berkecimpung di bidang itu, ya! Siapa tahu keahlian tersebut dapat membantumu mengembangkan passion kamu yang sebenarnya. Hal tersebut pernah dialami oleh Diana Rikasari.
Diana, seorang fashionpreneur, justru berasal dari latar belakang teknik industri dan manajemen bisnis. Ia pernah bekerja sebagai Market Researcher, yang ternyata membekalinya dalam membaca pasar dan membagi waktu saat membangun bisnis fesyen. Ia membuktikan bahwa skill di satu bidang bisa menunjang passion di bidang lain.
Carla pun berpendapat serupa. Baginya, skill penting untuk meningkatkan nilai diri. Bahkan, kesediaan menjalani tugas di luar deskripsi pekerjaan bisa membuka peluang promosi karena memperluas pengalaman dan pengetahuan.
Baca juga Rahasia Aturan 10.000 Jam: Cara Ampuh Tingkatkan Skill hingga Jadi Expert
Bukankah Lebih Menyenangkan Jika Bekerja Sesuai Passion?

Sumber: Pexels
Menemukan passion sering kali tidak instan. Carla mengatakan bahwa passion adalah pertemuan antara skill dan minat, dan itu perlu dibangun. “Awalnya aku pengen jadi dokter untuk membantu orang, namun ternyata selama jadi marketer, aku tetep bisa bantu orang juga lewat berbagai campaign yang aku handle,” ungkapnya.
Dalam karier, Carla menekankan pentingnya untuk terus belajar. Ia bertanya, “Kamu bisa pilih mau menjadi ikan besar di kolam kecil atau ikan kecil di kolam besar?” Menurutnya, tak ada pilihan yang salah, asalkan kita terus berkembang. “Semakin banyak kita belajar, wisdom & experience-nya akan ikut berkembang. Demikian pula dengan passion,” tambahnya.
Sedangkan Diana menyebutkan bahwa dalam menemukan passion, penting untuk tidak menjadi korban tren. Misalnya tren sekarang adalah berbisnis makanan dan kamu berkeinginan untuk mengikutinya.
“When you start a business, harus fully committed 100% to it, mentally, financially, energy, dan semuanya. Karena sayang uangnya,” ujarnya. Ia juga menambahkan, “Jangan sampai gagal lah. Kalo punya ide, believe in it, dan coba test market. Jangan takut coba sesuatu yang kamu passionate karena orang lain bilang itu aneh.”
Baca juga Tips Side Hustle untuk Mahasiswa & Pekerja: Cara Cerdik Tambah Penghasilan
Bagaimana dengan Cuan?

Sumber: Pexels
Dalam memilih pekerjaan, gaji atau cuan memang penting, tetapi bukan segalanya. Diana dan Carla menyarankan agar khususnya di awal karier, fokuslah dulu pada pengalaman dan eksplorasi diri.
Carla mengingatkan, “Semakin banyak uang yang kamu miliki, keinginanmu akan semakin besar pula. Nggak ada habisnya deh.”
Keduanya juga bersepakat bahwa tiap orang tentu memiliki pertimbangan masing-masing dalam menentukan karier karena kondisi hidup yang dialami juga berbeda.
Baik Diana maupun Carla sepakat bahwa lebih baik utamakan skill dahulu saat bekerja di 1–3 tahun pertama. Diana sendiri merasakan bagaimana keahliannya justru membawanya menemukan passion. Sementara itu, Carla menyadari bahwa memiliki skill membuatnya lebih menonjol dibanding rekan lainnya, sehingga mempercepat langkahnya menuju jenjang karier yang lebih tinggi.
Tentu, passion dan cuan tak kalah penting. Namun, keduanya dapat dikembangkan lebih optimal setelah kamu memiliki keahlian. Kamu pun dapat menyelaraskan tiga elemen ini secara bertahap. Kadang, skill bisa mengantar kita menemukan passion. Passion bisa tumbuh sambil bekerja. Lalu, cuan akan mengikuti jika kita konsisten dan cermat melihat peluang. Semangat terus ya, WAWgirls!
Temukan berbagai edukasi inspiratif dari WEWAW, komunitas pemberdayaan perempuan untuk berkembang dalam karier dan bisnis.
Ikuti ragam kegiatan kami melalui:
Instagram: @wewaw.id
LinkedIn: WEWAW Indonesia
TikTok: @wewaw.id
Website: wewaw.org