WEWAW
Marketplace vs Sosial Media: Mana yang Lebih Tepat untuk Usaha Online Kamu?
Memulai usaha online memang jadi pilihan banyak orang saat ini. Tapi sering muncul pertanyaan klasik: lebih baik jualan di marketplace atau lewat media sosial? Keduanya punya kelebihan sekaligus tantangan tersendiri. Marketplace menawarkan kemudahan akses pembeli yang sudah siap belanja, sementara media sosial memberi keleluasaan membangun branding dan interaksi yang lebih dekat dengan audiens.
Kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, artikel ini bakal membahas perbandingan keduanya biar usaha online kamu bisa bersaing dan bertahan lama.
4 Alasan Usaha Online Jadi WAW di Sosial Media & Marketplace
Bank Indonesia mencatat bahwa hingga Juli 2025, nilai transaksi e-commerce mencapai sekitar Rp 44,4 triliun, tumbuh sebesar 6,41 % secara tahunan. Sementara itu, menurut laporan PCMI, total volume pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai US$75 miliar pada tahun 2024 dan tumbuh pada laju CAGR sebesar 19 % hingga 2027. Perkembangan ini menunjukkan bahwa peluang usaha online kini semakin terbuka lebar, didorong oleh infrastruktur digital yang makin kuat dan budaya belanja daring yang terus mengakar di masyarakat.
Namun, muncul pertanyaan yang sering bikin bingung calon pebisnis lebih baik mulai lewat marketplace atau sosial media? Keduanya punya kelebihan dan tantangan masing-masing. Mari kita bahas satu per satu.
1. Kemudahan Membuka Toko
Membuka toko di marketplace tergolong praktis. Kamu hanya perlu mendaftar akun, menambahkan nama toko, lokasi, hingga foto dan deskripsi produk. Begitu semua data diisi, tokomu bisa langsung beroperasi. Calon pembeli pun dengan mudah menemukan produkmu melalui fitur pencarian.
Sedangkan di media sosial, prosesnya sedikit berbeda. Kamu cukup membuat akun bisnis, mengisi email, nomor telepon, dan alamat toko. Bedanya, di sini kamu tidak langsung jualan. Biasanya, penjual membangun kesadaran terlebih dahulu dengan mengunggah konten bertema coming soon atau teaser produk. Jadi, butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan pembeli, tapi efeknya bisa lebih kuat untuk branding.
Baca juga Ho'oponopono: Rahasia Pengembangan Diri yang Wajib Kamu Ketahui
2. Strategi Pemasaran yang Efektif
Marketplace sudah menyiapkan berbagai fitur promosi untukmu. Ada gratis ongkir, diskon besar di momen tertentu, hingga kampanye belanja nasional. Tokopedia, misalnya, punya program WIB (Waktu Indonesia Belanja) yang menawarkan potongan harga besar di jam khusus. Strategi ini terbukti ampuh mendongkrak penjualan. Meski begitu, jangan lupa marketplace biasanya memotong komisi dari setiap transaksi.
Di sisi lain, sosial media memberi keleluasaan untuk berkreasi. Instagram misalnya, menawarkan fitur bisnis seperti Insight untuk analisis interaksi, Analytics untuk data demografi audiens, hingga Instagram Shopping yang memungkinkan produk ditandai langsung di foto. Ada juga fitur Guide yang memudahkan membuat katalog produk. Menariknya, media sosial tidak memungut komisi. Namun, kamu harus pandai menyusun strategi promosi agar kontenmu relevan dan menarik minat audiens.

sumber: pexels.com
3. Membangun Kepercayaan Konsumen
Kepercayaan adalah kunci utama usaha online. Marketplace biasanya lebih dipercaya konsumen karena punya regulasi jelas, sistem pembayaran aman, serta fitur rating dan review. Calon pembeli merasa lebih tenang karena transaksi dilindungi platform.
Sementara di media sosial, tantangan membangun kepercayaan lebih besar. Dilansir dari Liputan6, pernah tercatat lebih dari seribu kasus penipuan online yang terjadi di media sosial. Karena itu, jika kamu memilih berjualan di sini, pastikan mencantumkan informasi transaksi dengan jelas, menampilkan testimoni pelanggan, hingga memberi garansi. Jangan lupa buat konten edukatif yang menunjukkan bahwa tokomu profesional. Semakin banyak interaksi positif yang terbangun, semakin besar pula kepercayaan konsumen terhadap brand-mu.
4. Persaingan di Marketplace dan Sosial Media
Di marketplace, persaingan biasanya muncul lewat perang harga. Fitur sortir membuat pembeli lebih cepat menemukan produk termurah. Tantangan ini bisa kamu hadapi dengan cara mengamati kompetitor, memperbaiki pelayanan, dan menonjolkan keunggulan produk.
Di media sosial, persaingan harga tidak terlalu terasa. Justru yang menentukan adalah kualitas konten dan kedekatan dengan audiens. Tools seperti Sprout Social, Phlanx, atau Social Blade bisa membantumu menganalisis kompetitor. Dengan strategi konten yang tepat, brand-mu bisa lebih mudah menonjol dibanding pesaing.
Baca juga 5 Modal Utama Jadi Content Creator Sukses: Panduan Awal untuk Pemula
Baik marketplace maupun sosial media, keduanya punya peluang besar untuk mengembangkan usaha online. Marketplace cocok untuk pemula karena sistemnya sudah matang dan dipercaya konsumen. Sosial media lebih menuntut kreativitas, tetapi memberi ruang lebih besar untuk membangun branding dan komunitas pelanggan yang loyal.
Jadi, sudah siap memilih jalur mana untuk memulai usahamu, WAWgirls?
Temukan berbagai edukasi inspiratif dari WEWAW, komunitas pemberdayaan perempuan untuk berkembang dalam karier dan bisnis. Ikuti ragam kegiatan kami melalui: Instagram: @wewaw.id LinkedIn: WEWAW Indonesia TikTok: @wewaw.id Website: wewaw.org