WAWgirls, apakah kamu pernah merasa tidak pantas atas pencapaian yang sudah diraih, meski orang lain menganggapmu kompeten? Jika jawabannya ya, bisa jadi kamu sedang mengalami imposter syndrome. Kondisi ini membuat seseorang meragukan kemampuan diri, merasa sukses hanya karena “kebetulan”, bahkan takut ketahuan tidak sepandai yang dianggap orang lain. Padahal, pola pikir seperti ini bisa menghambat perkembangan diri dan karier dalam jangka panjang, lho.

Kabar baiknya, imposter syndrome bisa diatasi dengan cara yang sehat. Dengan memahami akar perasaan tersebut dan melatih pola pikir yang tepat, kamu dapat membangun kepercayaan diri sekaligus membuka peluang berkembang lebih jauh. Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom ini. Simak sampai habis, ya!

Apa Itu Imposter Syndrome?

sumber: pexels.com

Mengutip dari situs web Alodokter, imposter syndrome adalah perasaan ragu pada diri sendiri yang membuat seseorang menganggap dirinya tidak pantas atas pencapaian yang dimiliki. Meski berkaitan dengan aspek psikologis, kondisi ini tidak termasuk kategori gangguan mental.

Imposter syndrome bukan sekadar rasa rendah diri biasa. Banyak orang dengan latar belakang pendidikan tinggi atau pengalaman kerja luas pun bisa mengalaminya. Mereka cenderung membandingkan diri dengan orang lain, meremehkan prestasi sendiri, dan terus merasa “belum cukup baik”. Jika dibiarkan, hal ini bisa menurunkan kepercayaan diri, menghambat pengambilan keputusan, hingga memicu stres berkepanjangan.

6 Cara Mengatasi Imposter Syndrome

sumber: pexels.com

Agar lebih mudah keluar dari rasa ragu dan perasaan tidak pantas yang muncul, berikut lima cara mengatasi imposter syndrome yang bisa kamu terapkan.

1. Sadari Pola Pikir Negatif

Langkah pertama adalah mengenali kapan kamu mulai meragukan diri sendiri. Misalnya, saat mendapatkan apresiasi dari dosen atau teman, kamu mungkin merasa pencapaian itu hanya kebetulan. Dengan menyadari pola ini, kamu bisa mulai memisahkan fakta dari asumsi.

Ingatlah, rasa tidak pantas itu berasal dari pikiran, bukan dari kenyataan. Menulis jurnal atau mencatat momen ketika merasa “palsu” bisa membantu memahami pola pikir negatif ini lebih dalam.

2. Ubah Self-talk dengan Perspektif Positif

Apa yang kamu ucapkan pada diri sendiri berpengaruh besar pada rasa percaya diri. Jika terbiasa berkata, “Aku hanya beruntung,” cobalah menggantinya dengan kalimat, “Aku berhasil karena sudah berusaha keras.”

Latih diri untuk melakukan self-talk yang sehat dan realistis. Dengan begitu, otak akan terbiasa memandang keberhasilan sebagai hasil kerja nyata dan bukan semata kebetulan.

Baca juga: Ho'oponopono: Rahasia Pengembangan Diri yang Wajib Kamu Ketahui

3. Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Salah satu ciri orang dengan imposter syndrome adalah merasa bahwa keberhasilan hanya sah jika hasilnya sempurna. Padahal, yang terpenting adalah proses belajar yang dijalani. Dengan menghargai setiap langkah kecil, dan terus berlatih, mencoba, hingga gagal, kamu sedang membangun pondasi yang kuat untuk perkembangan diri.

4. Berhenti Membandingkan Diri Secara Berlebihan

Membandingkan diri dengan orang lain sering kali memicu rasa tidak cukup. Ingat bahwa setiap orang punya jalannya sendiri, dengan tantangan dan waktunya masing-masing. Fokuslah pada perkembangan pribadi daripada membandingkan pencapaianmu. Kamu bisa membuat daftar keterampilan atau pengetahuan yang sudah berkembang dalam diri sendiri sebagai bukti nyata bahwa kamu terus bertumbuh.

5. Cari Dukungan dari Komunitas yang Tepat

Terkadang, berbicara dengan orang yang dipercaya dapat membantu menormalkan perasaan “palsu” tersebut. Teman, mentor, atau komunitas positif bisa menjadi pengingat bahwa kamu tidak sendirian.

Salah satu contoh komunitas yang mendukung adalah WEWAW, tempat di mana kamu bisa bertumbuh, belajar bersama, mendapatkan bimbingan dari mentor, serta saling menguatkan. Dengan bergabung di komunitas yang sehat seperti ini, kamu akan lebih mudah melawan rasa minder dan membangun kepercayaan diri secara konsisten.

6. Terus Melatih Growth Mindset

Yang terpenting, jadikan growth mindset sebagai kebiasaan sehari-hari. Saat menghadapi tantangan, alihkan pertanyaan dari “Apakah aku cukup pintar untuk ini?” menjadi “Apa yang bisa aku pelajari dari situasi ini?”. Dengan latihan secara konsisten, pola pikir ini akan menumbuhkan percaya diri yang lebih stabil dan tahan banting.

Baca juga: Growth Mindset vs Fixed Mindset: Mana yang Penting Untuk Kariermu?

Mengatasi imposter syndrome memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Kuncinya adalah mengubah cara pandang terhadap diri sendiri dengan menanamkan growth mindset.

Dengan begitu, setiap kegagalan tidak lagi menjadi bukti kelemahan, melainkan peluang untuk belajar. Seiring waktu, pola pikir positif ini akan membantumu membangun kepercayaan diri yang kuat dan sehat, sehingga bisa terus berkembang tanpa dibatasi oleh rasa ragu. Semangat terus, WAWgirls!

Temukan berbagai edukasi inspiratif dari WEWAW, komunitas pemberdayaan perempuan untuk berkembang dalam karier dan bisnis.

Ikuti ragam kegiatan kami melalui:

Instagram: @wewaw.id

LinkedIn: WEWAW Indonesia

TikTok: @wewaw.id

Website: wewaw.org

Jadi Kontributor

Bagikan Cerita dan Wawasan di Artikel WAW

Punya pengalaman atau insight menarik? Kirimkan artikelmu dan jadilah bagian dari komunitas inspiratif WEWAW.

Jadi Kontributor

Bagikan Cerita dan Wawasan di Artikel WAW

Punya pengalaman atau insight menarik? Kirimkan artikelmu dan jadilah bagian dari komunitas inspiratif WEWAW.